Asal Usul Desa Sukamulia Timur

Tertulis/ terdengar cerita daerah perkampungan yang subur,tumbuhan yang menghijau,di atas tanah datar yang pada saat itu debu(kerpuk)sampai batas mata kaki kita di tumbuhi pohon semak belukar yang masih lebat,hiduplah sekelompok masyarakat rukun dan damai meskipun masyarakatnya  dalam kehidupan primitf,kampung lendang di sebutnya oleh Distrik Rarang Timur pada saat itu,dan orang lain menyebutnya bukit tempat orang buang air yang di cuci pake batu yang di lakukan secara sembunyi (memontongtolang tolan na nyebok esot- esot)sehingga tertercakuplah empat dusun yang ada di Sukamulia Timur dan populer sebutanya saaat itu Dasan Esot jaraknya dua kilo meter kearah utara dari Kota Kabupaten Lombok Timur.Konon Dasan Esot merupakan sebuah Dusun dari Desa Sukamulia dan sampai saat ini letaknya berada di sebelah timur Desa Sukamulia.

Dasan Esot,lama-kelamaan menjadi ramai dengan adanya pendatang yang ingin menetap dan tinggal di Dasan itu.tak kalah lagi dengan Dasan yang sudah terkenal di kalangan penduduk atau desa sekitar bahkan terdengar sampai keluar Kota Kabupaten.konon  cerita di dasan ini di huni sebangsa mahluk halus yang menyerupai anak kecil mencari yuyu(kepiting)dan katak pada malam hari anehnya dari kepala anak ini keluar api yang menyala-nyala bagaikan obor(api obong).Mahluk ini menampakkan diri pada malam haridan berlokasi di sebelah timur(sekitar Bantaran Sungai Belimbing)

Dari hari-kehari cerita ini tersebar ke seluruh manca desa.Banyak orang penasaran atas ceriata ini ,sehingga tidak sedikit orang ingin membuktikanya karena kegemparan cerita inisehingga beritanya tersebar sampai ketelinga pejabat.Tak  hayal lagi para pejabat pada saat itu ingin membuktikan Raden Anji Makra(Raja Dasan Lekong)AA Agung(Raja Bali pada ssat menguasai Wilayah Timur)Mamiq Badelah(Distrik Rarang Timur/Bupati)dengan di sertai para punggawa(Prajurit)

Waktu menyaksikan sudah tiba,setelah habis magribmenjelang tengah malamrombongan sudah tak sabar lagi terjun ke sungai,apa yang mereka lihat ?mereka melihat sendiri beberapa anak kecil di ubun-ubun kepalanya keluar api bagaikan obor sedang mencari makanan.Para punggawa tidak percaya dengan pemandangan ini,mersa takut dan terancam atas kejadian yang di liahatnya .akhirnya di lepaslah tembakan ke arah mahkluk itu,anehnya bukan malah hilang/mati tetapi sebaliknya,makhluk(Api Obong)itu berubah menjadi banyak sehingga memenuhibantaran sungai belimbing.tidak percaya dengan kejadian yang di lihatnya setelah kejadian tembakan pertamanya punggawa tidak terima lagi sehingga di lepasnya tembakan kedua,punggawa terperanjat janggitan yang memenuhi bantaran sungai belimbing semakin bertambah menjadi banyak sekali dan tak terhitung.Akhirnya di hamparan semak belukar yang gelap berubah menjadi terang oleh cahaya api obong itu.

Setelah kejadian itu Dasan Esot makin termashur namun bukan Sukamulianya tetapi kata janggitan (Api Obong)yang identik dengan makhluk halus(hantu),yang jalannya sambil Esot Esot .kepopuleran Api Obong menenggelamkan nama dasan sehingga oleh para pejabat pada saat itudasan esot diganti dengan nama Dasan Tiga yang mana desanya di sebut Sukamulia,karena disaksikan oleh Tiga Raja pada saat itu.

Tradisi yang muncul setiap tahun setelah era perubahan terjadi,yaitu menghapus mitos makhluk seram yang bernama Api Obong yang konon mengeluarkan api dari di kepalanya yang menyebabkan daerah tersebut terang benderang karen makhluk aneh tersebut.

Tapi kenyataan itu sekarang sudah berubah  justru para warga Dasan Tiga yang di motori oleh para perangkat desa,tokoh,masyarakat dan pemuda bersatu untukmengubah Dasan Tiga  menjadi ikon baru yang terang menderang di era modern.

Dan benar dari diskusi itulah seluruh elemen masyarakan dapat mengubah image yang dulu membodohkan dan bersifat menakut nakuti akhirnya terjawab oleh para propesional muda untuk menciptakan Brand Baru Dasan Tiga yang semula terang oleh mahkluk aneh di rubah terang menderang oleh gebiyar kembang api dalam setiap tahunnya lampu listrik di seluruh penjuru desa.

Dengan demikian  terang menderanglah desa sukamulia timur di era modern

               
Read More

Shalat Istisqo Di Lapangan Sukamulia Timur

desa sukamulia timur
Musim kemarau masih enggan berlalu.  Debit air yang semakin berkurang di berbagai tempat tak bisa terelakkan, bahkan air sumur penduduk pun mengering.  Karena itulah, warga Sukamulia melakukan shalat Istisqo memohon turun hujan.

Kemarau panjang yang terjadi merupakan dampak dari peristiwa pemanasan global. Hal itu  menyusul setelah terjadinya over acting dari pemanfaatan pepohonan kayu di kawasan hutan yang tanpa terncana, jauh dari kaedah pembangunan berwawasan lingkungan. Dampaknya semakin terasa dari hulu hingga ke hilir, malah di bagian belahan gumi Patuh Karya Lombok Timur bagian selatan.

Rahmat dan bala’ dari Allah Swt sedang berlaku di belahan dunia termasuk di bumi seribu masjid ini, adalah   suatu keniscayaan yang menuntut bagi warganya untuk merenung kembali, merefleksi jiwa dan jati diri.  Secara jujur  diakui bahwasanya kita  telah banyak alpa dari kearifan alam semesta yang betapa banyak sudah mendatangkan manfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Karena itulah,  diiniasi oleh pemuka agama di Kecamatan Sukamulia, dilakukan shalat Istisqo (shalat mohon hujan) di Lapangan Umum Sukamulia, Rabu (07/10/15) lalu.  Ratusan  lebih warga masyarakat dari ragam komunitas, jenis kelamin, profesi, pemerintah dan swasta dari  ikut Shalat Istisqo.

Bertindak sebagai Imam Shalat Istisqo adalah Kepala KUA Kecamatan Sukamulia, Khairil Anwar, S.Hi., pengkhotbah disampaikan oleh Haji Zainuddin Badrun, S.S., yang menjelaskan kaifiat shalat Istisqo adalah Ustadz Munawir, MA (seorang Guru Agama) dari SMN 1 Sukamulia,

Dalam khotbahnya,  Haji Zainuddin Badrun mengatakan,  manusia harus  senantiasa merendahkan diri, bertaubat, beribadah dan berdo’a kepada Allah Swt agar segala permasalahan yang kita hadapi di musim kemarau ini cepat berlalu. “Semoga hujan yang diharapkan segera turun dan menyirami  bumi beserta isinya untuk kemudian dikelola dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat,” katanya.

Zainuddin mengatakan, dengan datangnya hujan, beragam masalah yang ada bisa segera teratasi. Mulai dari kekeringan parah, hingga kebakaran hutan yang terjadi di Sembalun beberapa waktu lalu. Tak lupa jamaah menyelipkan doa untuk masyarakat Sumatera dan Kalimantan yang menjadi korban kabut asap.

“Semua yang terjadi berasal dari perbuatan kita, mari semua tobat massal, Kita sedang diuji   oleh pencipta, mari semua introspeksi diri,” katanya mengingatkan.

Ditemui secara khusus, kepada Duta Selaparang, Khairil Anwar menyampaikan bahwa acara diikuti para siswa dan seluruh kepala sekolah dari SD hingga SMA se kecamatan Sukamulia, Kepala UPTD,  Camat,  Kepala Desa,  Kapolsek, Koramil dan warga masyarakat lainnya dilibatkan.

Menurutnya,  ketika menghadapi berbagai ujian dan cobaan di musim kemarau ini jalan yang ditunjukkan untuk cepat keluar dari permasalahan adalah dengan shalat Istisqo. Beetaubat, introsfeksi diri,  berdo’a dan mendengar tausyiah lewat penyampaian khotbah  merupakan rangkaian acara Shalat Istisqo yang dimulai pukul 08.00 wita itu.

Khairil Anwar mengapresiasi, shalat Istisqo ini juga diniatkan bagi warga masyarakat yang dilanda kebakaran di daerah Sumatera, Kalimantan dan warga masyarakat  di daerah yang dilanda kekeringan. “Semoga acara shalat Istisqo tidak saja di Sukamulia, tetapi menyusul juga diadakan di tempat lain,” harap KUA Teladan 2015 ini.

sumber
Read More